Cerita Anak Asuh Kita

Mendung di Wajah Puspita

Masih pagi. Gelap masih melekat meski sudah tidak pekat. Langit tampak mendung.

Tiba2 pintuku diketuk. Agak bergegas aku meninggalkan masakan yg sedang terjerang. Memang setiap pagi,bagiku yg tidak begitu pandai memasak, adalah ujian mengatur menu untuk membekali anak-anak sekolah.

Seperti yang sudah kutebak,ketukan pagi adalah rejeki. Di depan pintu aku lihat Puspita dan Ibunya. Mereka kelihatan ragu hendak berkata. Wajah keduanya mendung, mengalahkan wajah bumi. Puspita sedikit membuang muka,saat aku menatap ke arahnya. Aku bisa turut merasakan, betapa malu mereka sesungguhnya!
"Puspita disuruh pulang lagi sama sekolah Bu,bila tidak melunasi spp hari ini." Suara si Ibu lirih, masih menunduk wajahnya.

Puspita kelas XII di sebuah SMK Pondok Kelapa. Dia memang membutuhkan anggaran paling besar diantara yg lain. Untuk uang tahunannya saja sudah1.6 jt, alhamduliLlah sudah ditanggulangi. Ternyata (di sekolah swasta), untuk kelulusan dia harus membayar lagi 2.8 jt. *hiks*. Belum lagi spp per bulan sebesar 250 rb. Untung SPP ada yayasan masjid yg dapat membantunya secara rutin. Meski bulan ini, alokasi spp itupun terpakai u mencicil tunggakan uang kelulusan.

Aku memandang Puspita yg makin tertunduk. Rasa iba menjalari sanubari
ku. Tunggakan uang kelulusan, masih kurang 2.250.000 lg. Awal April sudah harus lunas. Bila tidak, Puspita tidak boleh ikut ujian akhir.*nangis*

Mendung pagi perlahan pergi. Namun sendunya, tetap bergelayut di wajah Puspita. Remaja itu memaksa tersenyum, saat menerima lembaran uang yg tak seberapa. Semoga dapat sedikit membantu meringankan bebannya.

Puspita dan ibunya berlalu. Namun kesulitannya, masih di sana!

Allah, mohon impahkan banyak kemudahan, untuk membantu perjuangan Puspita!

Ooowh!.frown emoticon
i


Bekasi, 18 Februari 2015
Voting Anda
Rating:9.5
Reviewer: tata_martinis
Description: Cerita Anak Asuh Kita
ItemReviewed: Cerita Anak Asuh Kita

0 komentar:

Posting Komentar